Latest Article Get our latest posts by subscribing this site
Pesona dan keindahan Air Terjun Madakaripura tidak kalah dengan
keindahan Gunung Bromo maupun kemegahan puncak paling tinggi di jawa,
yaitu Gunung Semeru, tentunya telah tidak asing lagi untuk anda. Bukan
sekedar di puncak gunung, keindahan alam juga dapat anda saksikan di
kaki gunung tersebut.
Apabila berkesempatan berwisata ke Gunung Bromo, janganlah lupa singgah ke air terjun Madakaripura.
Air terjun ini ada didalam lokasi Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru
yang menawarkan keindahan panorama yang menakjubkan. Lokasi air terjun
Madakaripura tidak terlampau jauh dari lokasi obyek wisata Gunung Bromo,
yaitu di desa sapih, kec lumbang Kapupaten Probolinggo. jaraknya sekira
3 jam dari Surabaya dengan berkendara .
Air terjun Madakaripura
sebagai area meditasi paling akhir patih gajah mada dari kerajaan
majapahit yang populer dengan sumpah palapanya, Air terjun yang
menjulang tinggi ini dijuluki air terjun abadi dikarenakan sejak jaman
dahulu selalu mencurahkan tirai air halus seperti hujan.
lokasi air
terjun menawan ini tersembunyi di ujung lembah yang didalam di kaki
bukit pegunungan Tengger. Anda butuh jalan sekira 20 menit menyeberangi
sungai serta jalur berbatu untuk mencapai lokasi air terjun.
walau
cukup jauh, suguhan panorama yang hijau indah di kanan kiri jalur
menuju air terjun adalah hiburan tersendiri yang bisa melenyapkan rasa
capek. Patung Besar Patih Majapahit, Gajah Mada didalam posisi duduk
meditasi seakan menyapa tiap-tiap pengunjung sebelum meneruskan
perjalanan lebih jauh ke pusat lokasi air terjun.
Jalur yang
dapat anda lewati untuk menuju air terjun ini berakhir di sesuatu
lembah berupa layaknya tabung di mana terdapat air terjun berketinggian
200 mtr. Terlihat gagah menjulang. Air terjun Madakaripura dijuluki
sebagai air terjun paling tinggi di jawa serta air terjun paling tinggi
ke-2 di Indonesia .
Dikelilingi oleh tembok berupa tebing batu yang
tinggi, dan debit air terjun madakaripura yang jatuh memukau siapapun
yang melihatnya. didalam area berketinggian 200 mtr. Pesona cahaya
matahari yang menyoroti lumut hijau basah di dinding berbatu dibarengi
nada gemuruh air yaitu sesuatu keindahan tontonan yang mustahil
ditemukan di area lain.
Sebagai area yang penting dengan historis, sakral, serta situasi dan kondisi alam yang memukau, Air terjun Madakaripura adalah salah satu obyek wisata utama di Jawa Timur selain berwisata ke Gunung Bromo
Benteng Vredeburg Yogyakarta berdiri terkait erat dengat lahirnya
Kasultanan Yogyakarta. Perjanjian Giyanti 13 Februari 1755 yang
berhasil menyelesaikan perseteruan antara Susuhunan Pakubuwono
III dengan Pangeran Mangkubumi (Sri Sultan Hamengkubuwono I)
adalah merupakan hasil politik Belanda yang selalu ingin ikut
campur urusan dalam negeri Raja-raja Jawa pada waktu itu.
Orang Belanda yang berperan penting dalam lahirnya Perjanjian
Giyanti adalah Nicolaas Harting yang menjabat sebagai Gubernur
dari Direktur Pantai Utara Jawa (Gouveurneur en Directuer van
Java's noordkust) sejak bulan Maret 1754. Pada hakekatnya
perjanjian tersebut adalah perwujudan dari usaha untuk membelah
Kerajaan Mataram menjadi dua bagian, yaitu Kasuhunan Surakarta
dan Kasultanan Yogyakarta. Selanjutnya Kasultanan Yogyakarta
diperintah oleh Pangeran Mangkubumi yang kemudian bergelar Sri
Sultan Hamengkubuwono Senopati Ing Alogo Abdul Rachman Sayidin
Panata Gama Khalifatullah I. Sedangkan Kasuhunan Surakarta
diperintah oleh Paku Buwono III.
Langkah pertama yang diambil oleh Sri Sultan HB I adalah
segera memerintahkan membangun kraton. Dengan titah tersebut
segera dibuka hutan beringin dimana ditempat tersebut sudah
terdapat dusun Pacetokan. Sri Sultan HB I mengumumkan bahwa
wilayah yang menjadi daerah kekuasaannya tersebut diberi nama
Ngayogyakarta Hadiningrat dengan ibukota Ngayogyakarta.
Selain sebagai Panglima Perang yang tangguh Sri Sultan HB I
adalah juga seorang ahli bangunan yang hebat. Kraton Kasultanan
Yogyakarta pertama dibangun pada tanggal 9 Oktober 1755 dan pada
hari Kamis Pahing 7 Oktober 1756 meski belum selesai secara
sempurna Sultan dan keluarganya berkenan untuk menempatinya.
Setelah Kraton mulai ditempati kemudian beridiri pula
bangunan-bangunan pendukung lainnya, misalnya bangunan kediaman
Sultan dan kerabat dekatnya dinamakan Prabayeksa, selesai
dibangun tahun 1756. Bangunan Sitihinggil dan Pagelaran yang
selesai pada tahun 1757. Gapura penghubung Dana Pertapa dan
Kemagangan selesai pada tahun 1761 dan 1762. Masjid Agung
didirikan pada tahun 1771. Benteng besar yang mengelilingi kraton
selesai pada tahun 1777. Dan akhirnya Bangsal Kencana selesai
pada tahun 1792.
Melihat kemajuan yang sangat pesat akan pembangunan kraton
yang didirikan Sri Sultan HB I menimbulkan rasa kekhawatiran pada
pihak Belanda sehingga diajukanlah usul untuk membangun sebuah
benteng disekitar wilayah kraton. Dalih yang digunakan adalah
agar Belanda dapat menjaga keamanan kraton dan sekitarnya. Akan
tetapi maksud sesungguhnya Belanda adalah untuk memudahkan
melakukan kontrol perkembangan yang terjadi di kraton. Hal ini
bisa dilihat dari letak benteng yang hanya satu jarak tembak
meriam dari kraton dan lokasinya menghadap ke jalan utama menuju
kraton merupakan indikasi utama bahwa fungsi benteng dapat
dimanfaatkan sebagai benteng strategi, intimidasi, penyerangan
dan blokade. Dapat dikatakan bahwa beridirinya benteng tersebut
dimaksudkan untuk berjaga-jaga apabila sewaktu-waktu Sultan
memalingkan muka memusuhi Belanda. Besarnya kekuatan dibalik
kontrak politik yang dilahirkan dalam setiap perjanjian dengan
pihak Belanda seakan-akan menjadi 'kekuatan' yang
sulit dilawan oleh pemimpin pribumi pada masa kolonial Belanda
termasuk Sri Sultan HB I, oleh karena itu usulan pembangunan
benteng dikabulkan.
Sebelum dibangun benteng pada lokasinya yang sekarang, pada
tahun 1760, atas permintaan Belanda, Sri Sultan HB I telah
membangun sebuah benteng yang sangat sederhana berbentuk bujur
sangkar. Keempat sudutnya dibuat tempat penjagaan yang disebut
sebagai seleka atau bastion yang menyerupai bentuk kura-kura
dengan keempat kakinya. Oleh Sultan keempat sudut tersebut diberi
nama Jayawisesa (sudut barat laut), Jayapurusa (sudut timur
laut), Jayaprakosaning (sudut barat daya) dan Jayaprayitna (sudut
tenggara).
Menurut Nicolas Harting, benteng tersebut keadaannya masih
sangat sederhana. Temboknya terbuat dari tanah yang diperkuat
dengan tiang-tiang penyangga dari kayu pohon kelapa dan aren,
sedangkan bangunan didalamnya terdiri atas bambu dan kaui dengan
atap ilalang.
Ketika Nicolas Harting digantikan oleh W.H Ossenberch pada
tahun 1765, diusulkan kepada Sultan agar benteng diperkuat
menjadi bangunan yang lebih permanen agar lebih menjamin
keamanan. Usul tersebut dikabulkan dan selanjutnya pembangunan
benteng dikerjakan dibawah pengawasan seorang Belanda ahli ilmu
bangunan yang bernama Ir. Frans Haak. Tahun 1767 pembangunan
benteng dimulai. Konstruksi-nya menggunakan semen merah, gamping,
pasir dan batu bata. Menurut rencana pembangunannya akan selesai
pada tahun itu juga tetapi pada kenyataannya proses pembangunan
berjalan sangat lambat dan baru selesai pada tahun 1787, hal ini
karena pada masa tersebut Sultan juga sedang giat-giatnya
melakukan pembangunan Kraton Yogyakarta sehingga bahan dan tenaga
yang dijanjikan lebih banyak teralokasi untuk pembangunan kraton.
Setelah selesai bangunan benteng yang telah disempurnakan
tersebut diberi nama Benteng Rustenburg yang berarti 'Benteng Peristirahatan'.
Pada tahun 1867 di Yogyakarta terjadi gempa bumi yang dahsyat
sehingga banyak merubuhkan bangunan-bangunan antara lain Gedung
Residen, Tugu Pal Putih dan Benteng Rustenburg serta
bangunan-bangunan lain. Seluruh bangunan-bangunan tersebut segera
dibangun kembali. Untuk Benteng Rustenburg segera diadakan
pembenahan di beberapa bagian bangunan yang rusak. Setelah
selesai dibangun kembali, nama Benteng Rustenburg berganti
menjadi 'Benteng Vredeburg' yang artinya 'Benteng Perdamaian'. Nama ini diambil sebagai
manifestasi hubungan antara Kasultanan Yogyakarta dan Belanda
yang tidak saling menyerang pada waktu itu.
Bentuk benteng tetap seperti awal dibangun, yaitu bujur
sangkar. Pada keempat sudutnya dibangun ruang penjagaan yang
disebut 'seleka' atau 'bastion'. Pintu
gerbang benteng menghadap ke barat dengan dikelilingi oleh parit.
Didalamnya terdapat bangunan-bangunan seperti rumah perwira,
asrama prajurit, gudang logistik, gudang mesiu, rumah sakit
prajurit dan rumah residen. Penghuni benteng sendiri pada waktu
itu mencapai 500 orang prajurit termasuk petugas medis dan para
medis.
Pada masa pemerintahan Belanda, benteng ini juga memiliki
fungsi sebagai tempat perlindungan para residen yang sedang
bertugas di Yogyakarta karena kantor residen letaknya
berseberangan dengan letak Benteng Vredeburg.
Seiring dengan perkembangan politik di Indonesia maka status
kepemilikan Benteng Vredeburg juga mengalami perubahan dari waktu
ke waktu. Pada awal berdirinya benteng ini adalah milik Kraton
walaupun dalam penggunaannya dihibahkan kepada Belanda (VOC).
Kebangkrutan VOC pada periode 1788-1799 menyebabkan penguasaan
benteng diambil alih oleh Bataafsche Republic (Pemerintah
Belanda) dibawah Gubernur Van Den Burg sampai ke pemerintahan
Gubernur Daendels. Ketika Inggris berkuasa maka benteng dibawah
penguasaan Gubernur Jenderal Raffles. Status benteng sempat
kembali ke pemerintahan Belanda sampai menyerahnya Belanda kepada
Jepang di bulan Maret 1942.
Pada tanggal 9 Agustus 1980 dengan persetujuan Sri Sultan HB
IX Benteng Vredeburg dijadikan sebagai Pusat Informasi dan
Pengembangan Budaya Nusantara dan pada tanggal 16 April 1985
dilakukan pemugaran untuk dijadikan Museum Perjuangan. Museum ini
dibuka untuk umum pada tahun 1987. Tanggal 23 November 1992
Benteng Vredeburg resmi menjadi 'Museum Perjuangan
Nasional' dengan nama 'Museum Benteng
Vredeburg'
Karena telah difungsikan sebagai museum modern, Benteng
Vredeburg memiliki koleksi lengkap meliputi koleksi bangunan,
koleksi realia, koleksi foto termasuk miniatur dan replika serta
koleksi lukisan. Selain itu terdapat pula 4 ruang pameran
minirama sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Dengan penuturan pemandu yang jelas dan tidak membosankan
niscaya keinginan anda untuk disegarkan kembali tentang
perjuangan bangsa dalam merebut kemerdekaan akan terpenuhi tanpa merasa digurui.
Pantai Lovina termasuk obyek wisata di pesisir Bali
Utara. Tepatnya 10 km ke arah barat Kota Singaraja. Lokasinya di Desa
Kalibukbuk, Kabupaten Buleleng, Bali. Oleh sebab itu lebih dikenal
dengan obyek wisata Kalibukbuk.
Pantai Lovina
yang berpasir hitam masih sangat alami, sehingga menarik dikunjungi
wisatawan. Perjalanan ke tengah laut diperairan Lovina sangat menarik
dikunjungi. Anda dapat menjumpai lumba-lumba sekitar 1 km dari bibir
pantai. Laut Lovina yang relatif tenang sehingga bisa berwisata dengan
menggunakan perahu nelayan.
Kawasan Lovina sangat terkenal dengan
pertunjukan lumba-lumba liar di tengah laut. Di pantai ini terdapat
ratusan lumba-lumba. Untuk dapat melihat lumba-lumba beraksi, anda harus
berangkat ke tengah laut sebelum matahari terbit. Lumba–lumba akan
bermunculan antara jam 6 hingga jam 8 pagi. Ada yang melompat-lompat ke
permukaan, dan ada juga yang sekedar berenang. Sangat menarik aksi
binatang laut berwarna hitam yang satu ini.
Wisatawan yang
berkunjung dapat menyewa perahu yang khusus disediakan untuk wisata ini.
Sambil menuju ke tengah laut untuk menyaksikan pertunjukan lumba-lumba
anda juga dapat menyaksikan perairan laut Lovina yang indah dan alami.
Anda dapat menikmati obyek wisata ini selama 3 jam. Nelayan akan
mengantar anda ke tempat dimana lumba-lumba sering bermunculan.
Selain dapat menyaksikan pertunjukan lumba-lumba, di Pantai Lovina juga terdapat wisata menyelam. Ada beraneka ragam ikan hias di taman
laut ini. Taman laut lovina juga tidak kalah dengan taman laut lainnya
yang ada di Bali.
Di
kawasan Lovina banyak terdapat penginapan dengan harga yang bervariasi.
Mulai dari penginapan sederhana hingga penginapan mewah. Ada juga
penginapan yang menyediakan atraksi lumba-lumba yang sudah terlatih dan
kebun binatang kecil di dalam penginapan.
Untuk menuju Lovina dari
Denpasar anda dapat melewati obyek wisata hutan lindung Bedugul,
Singaraja lalu menuju Lovina. Rute lainnya dapat melewati Bedugul,
Seririt dan Lovina. Perjalanan melalui kedua rute tersebut dapat
ditempuh dalam waktu 2 jam. Namun jalannya agak berkelak-kelok dan naik
turun. Bisa juga ditempuh lewat jalur Gilimanuk lalu ke Lovina. Jalannya
relatif lurus dan nyaman meski ditempuh dalam waktu yang lebih panjang
yaitu sekitar 4 jam
Pulau Pramuka ada
di bagian tengah gugusan Kepulauan seribu. Pulau ini menjadi salah satu
tujuan wisata favorit di Kepulauan Seribu, selain Pulau Untung Jawa,
Pulau Puteri dan Pulau Bidadari. Berluas sekitar 9 hektarre,
Pulau Pramuka di Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu
Utara, DKI Jakarta ini dihuni oleh 1.004 jiwa. Sebagai pusat
pemerintahan Kepulauan Seribu, Pulau Pramuka memiliki bermacam fasilitas
yang lebih lengkap dibandingkan pulau-pulau di sekitarnya. Di
pulau ini tersedia sekolah mulai tingkat SD sampai SMA, rumah sakit,
kantor kelurahan, dan pusat pelestarian penyu sisik, dan lain lain.
Kondisi
pulau dan laut yang masih sangat terjaga serta pemandangan laut yang
indah niscaya menawarkan pengalaman tidak mudah terlupakan bagi
wisatawan yang berkunjung ke sana. Tidak itu saja, keramahan
penduduknya memberi kesan aman dan nyaman bagi wisatawan. Letaknya
yang strategis membuat pulau ini menjadi lokasi homestay ideal untuk
mengunjungi pulau-pulau lain di Kepulauan Seribu.
Anda bisa
sampai di pulau ini dari Pelabuhan Muara angke atau Marina di Ancol.
Dari Muara Angke, Anda bisa menumpang kapal penumpang berukuran sedang
yang hanya ada dua kali dalam sehari, pada pukul 7 pagi dan pukul 1
siang. Tarifnya sekitar 30 ribu rupiah sekali jalan. Pastikan anda
datang 30 menit menjelang berangkat. Pada akhir pekan atau liburan,
Anda harus berebut tempat dengan penumpang lain.
Di kapal ini,
Anda tidak akan menemukan satu kursi pun selain kursi nakoda kapal di
bagian depan. Anda harus lesehan. Waktu tempuh ke Pulau Pramuka sekitar
2,5 sampai 3 jam, tergantung kondisi kapal dan gelombang di Laut jawa.Untuk
Anda yang berkocek tebal, tersedia speedboat dari Marina Ancol dengan
tarif antara Rp150 ribu sampai Rp400 ribu per orang sekali jalan. Waktu
tempuhnya sekitar 90 menit.
Warna air laut yang bening kehijauan
akan menyadarkan Anda bahwa masih ada tempat tidak jauh dari Jakarta
yang air lautnya masih jernih, tak seperti air laut di pinggiran
Jakarta yang coklat kehitaman karena memuat polutan. Banyak hal menarik yang bisa dilakukan di sini. Snorkeling, diving, memancing, kayaking, atau menikmati sunset di dermaga.
Untuk snorkeling, Anda bisa memilih di sisi dermaga Pulau Pramuka atau mengikuti paket trip untuk snorkeling di lokasi yang Anda mau. Perairan sekitar Pulau Pramuka sangat bagus untuk snorkeling dan scuba diving. Selain jernih dan berarus bersahabat, kawasan ini juga kaya ekosistem bawah laut yang masih lestari.
Bagi
wisatawan berhobi memancing, dermaga Pulau Pramuka di bagian depan
pulau bisa untuk Anda, atau menyewa kapal nelayan untuk memancing pada spot-spot mancing yang banyak di huni ikan-ikan besar.
Untuk
menyewa kapal mancing ini, Anda harus mengeluarkan Rp450 ribu rupiah
per trip. Jauh lebih murah dibandingkan lokasi–lokasi lain seperti
Tanjung Pasir dan Tanjung Kait di Tangerang.
Anda
juga bisa melihat budidaya ikan bandeng yang besarnya bisa segede paha
orang dewasa. Anda juga bisa melihat ikan hiu, bawal, snapper, kerapu
macan, yang semuanya berukuran jumbo.
Tak berhenti di situ,
petualangan Anda bisa lanjut dengan melihat Penyu Sisik. Penyu ini unik
banget, karena sepertinya bersisik dan tentu saja langka.
Pulau Pramuka memang terkenal sebagai tempat penangkaran dan pelestarian penyu sisik.
Di
sini penyu sisik dikembangbiakkan dan dirawat pada satu area.
Pengunjung bisa bersentuhan langsung dengan bayi-bayi penyu di sini.
Setelah
cukup umur baru penyu-penyu ini dilepas di habitat aslinya, di laut.
Penyu sisik termasuk hewan yang terancam punah. Pemerintah dan
masyarakat Pulau Pramuka ini sangat mendukung upaya pelestarian satwa
yang bisa hidup sampai puluhan tahun ini.Selain terkenal akan
penangkaran penyu sisiknya, Pulau Pramuka juga memiliki keindahan alam
mempesona, khususnya pantai dan lautnya. Pasir pantainya yang
bersih, air laut yang jernih, ragam terumbu karang dan spesies ikan
hiasnya membuat Pulau Pramuka menjadi lokasi favorit para wisatawan.
Di Pulau Pramuka, ada banyak tempat yang bisa Anda sewa untuk tempat menginap. Harganya antara 350 – 500 ribu rupiah per malam.Jika
beruntung masih kebagian tempat di Villa Delima, tepat di pinggir
pantai bagian depan. Harga sewanya berkisar 350 ribu rupiah per malam. Atau bisa juga menyewa rumah-rumah yang disediakan penduduk untuk Anda sewa.
Untuk
wisatawan yang mungkin punya waktu libur panjang, Anda bisa sekaligus
mengunjungi pulau-pulau lain sekitar Pulau Pramuka, seperti Pulau
Panggang yang menghadap Pulau Pramuka atau Pulau Air dan Pulau Semak
Daun yang menawarkan pemandangan tak kalah eksotisnya.
Gugusan
terumbu karang di sekitar pulau ini sangatlah indah. Sudut ini cocok
sekali untuk olahraga air seperti diving, snorkeling atau scuba diving.
Bila
Anda ingin menikmati pemandangan bawah laut di pulau ini dengan
snorkeling, Anda bisa menyewa peralatannya di sini dengan harga 20 ribu
- 40 ribu rupiah per 6 jam.
Namun bila Anda ingin menikmati
keindahannya lebih dalam, Anda bisa mencoba scuba diving dengan biaya
sewa 350 - 450 ribu rupiah per trip.
Anda
juga bisa mengelilingi pantai di pulau Pramuka dengan kayak yang bisa
disewa Rp50 ribu per jam, atau memancing di spot-spot memancing yang
banyak dihuni ikan-ikan besar.
Satu lagi yang membuat Anda betah
di sini adalah keramahtamahan penduduknya. Mereka sering membantu,
menyapa, dan tersenyum kepada wisatawan.
Kota
Singkawang dikenal sebagai Kota Amoy dan China Town-nya Indonesia,
karena mayoritas penduduknya (sekitar 70%) merupakan etnis Tionghoa.
Mengunjungi kota yang berbatasan langsung dengan Negara Bagian Serawak,
Malaysia ini, tentu belum lengkap bila belum mengunjungi Pantai Pasir
Panjang.
Pantai yang menjadi ikon pariwisata Kota Singkawang
dan salah satu objek wisata andalan Provinsi Kalimantan Barat ini telah
dikembangkan menjadi sebuah paket wisata terpadu bernama Taman Pasir
Panjang Indah (TPPI). Dinamakan dengan Pantai Pasir Panjang karena
pantainya membentang panjang melengkungi laut lepas.
Pengunjung dapat
menikmati panorama laut biru berlatar kaki langit yang juga biru.
Samar-samar di kejauhan membias hijau Pulau Lemukutan, Pulau Kabung, dan
Pulau Randayan yang dipagari perairan Laut Natuna. Hamparan pasir
pantainya yang luas dan bersih menjadikan kawasan ini nyaman digunakan
untuk berjemur atau melakukan aktivitas olahraga, seperti voli pantai
dan sepakbola pantai.
Air lautnya yang jernih dan bersih sangat
mendukung aktivitas pengunjung yang ingin berenang atau menyelam.
Selain itu, ombaknya relatif besar dan menjadi rumah bagi banyak ikan,
sehingga tepat sekali digunakan sebagai arena berselancar dan area
memancing.
Suasana kawasan ini kian eksklusif menjelang
detik-detik terbenamnya matahari (sunset) di balik pulau-pulau yang
terdapat di sekitar kawasan pantai ini. Pengunjung dapat menikmatinya
dari pinggir pantai atau dari pondok-pondok wisata yang banyak terdapat
di kawasan tersebut.
Bila bosan di pantai, pengunjung dapat
melihat-lihat kehidupan masyarakat kampung nelayan yang tidak terlalu
jauh dari lokasi pantai, atau bersantai di shelter-shelter yang terdapat
di Semenanjung Cinta.
Pantai Pasir Panjang terletak di Kecamatan Tujuh Belas, Kota Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia.
Kota Singkawang berjarak sekitar 142 kilometer dari Kota Pontianak, ibu
kota Provinsi Kalimantan Barat. Dari Bandara Supadio atau Terminal Bus
Pontianak, pengunjung dapat naik taksi, travel, atau bus sampai Kota
Singkawang. Dari pusat Kota Singkawang, Pantai Pasir Panjang berjarak
sekitar 17 kilometer lagi. Pengunjung dapat mengaksesnya dengan
menggunakan taksi, bus, atau minibus.
Di kawasan Pantai Pasir Panjang
terdapat pusat informasi pariwisata, diskotik, persewaan speed boat,
sepeda air, darmoling, gokart, shelter-shelter, pondok wisata, dan toko
suvenir. Pengunjung yang tidak terbiasa berenang di pantai dapat
berenang di kolam renang yang tersedia, sedangkan yang tidak suka
berenang atau pun berjemur dapat mengelilingi pantai dengan naik banana
boat. Pengunjung yang membawa anak-anaknya tetap bisa bersenang-senang
karena di kawasan ini tersedia arena bermain anak-anak.
Pengunjung tidak bakalan kesulitan mencari makanan karena di kawasan ini
terdapat restoran, kafe, warung makan, dan pedagang asongan. Begitu
juga yang ingin menginap, tidak perlu repot membawa tenda atau sleeping
bag karena di kawasan ini tersedia wisma dan hotel dengan berbagai tipe.
Setiap orang yang mengunjungi Lombok pasti akan ke Gili, dua Gili yang
terkenal adalah Gili Trawangan dan Gili Meno. Bagi yang sudah bosan
kekedua gili tersebut ternyata ada Gili lain yang masih sangat sepi dan
termasuk privat. Tidak banyak aktivitas kecuali para wisatawan yang
bermain di pantai. Ya Gili ini adalah Gili Nanggu, sebuah pulau kecil
yang memberikan keindahan Pantai dan sekitarnya yang tidak kalah
indahnya disbandingkan gili gili yang lain.
Pulau Lombok juga memiliki kemegahan alam bahari yang mempesona. Pantai
Senggigi serta pulau-pulau mungil atau gili yang tersebar di sekitar
pulau ini menyimpan pesona yang menakjubkan.
Selain di kawasan Gili Trawangan, Gili Meno, Gili Air yang reputasinya
telah mendunia, di kawasan Lombok Barat juga terdapat gili lain yang
bisa disinggahi, yaitu Gili Nanggu.
Gili Nanggu berada di Selat Lombok atau di pesisir barat Pulau Lombok.
Secara administratif, pulau ini berada di wilayah Kecamatan Sekotong,
Kabupaten Lombok Barat.
Untuk mencapai Gili Nanggu cukup mudah. Dari Mataram, wisatawan bisa
menuju Pelabuhan Lembar yang berjarak sekitar 27 km, dengan kendaraan,
dan selanjutnya menggunakan perahu atau speedboat selama 35 hingga 45
menit. Atau, bisa melalui rute lain, yaitu lewat Tawun, di Sekotong,
yang berjarak 47 km, dengan kendaraan dan kemudian menggunakan speedboat
selama 15 menit. Sekotong juga dapat diakses langsung dari Bandara
Internasional Lombok (BIL) dengan waktu tempuh antara 45 menit sampai
satu jam saja.
Layaknya di Gili Trawangan, di Gili Nanggu terdapat pantai cantik dengan
hamparan pasirnya yang putih serta lautnya yang biru. Suasana alamnya
yang hening, membuat pulau ini menjadi pilihan yang tepat bagi para
pasangan yang ingin berbulan madu. Matahari tenggelam merupakan momen
yang paling indah di pulau seluas 8 sekitar hektar ini.
Bagi mereka yang ingin berlama-lama ataupun ingin menyepi di Gili Nanggu
tak perlu merasa khawatir. Sebab, di pulau ini telah tersedia fasilitas
akomodasi modern. Selain memiliki pilihan akomodasi yang beragam, resor
ini turut dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung, mulai dari
wahana watersports, jogging trek, perlengkapan diving atau snorkeling
yang bisa digunakan oleh segenap wisatawan.
Gili Nanggu adalah potret indah milik Lombok, sekaligus salah satu
mahakarya dari Sang Pencipta yang ada di bumi Nusantara. Karenanya,
semua anugerah ini patut dijaga kelestariannya agar senantiasa berguna
dan dapat dinikmati oleh generasi mendatang.