Latest Article Get our latest posts by subscribing this site

Air Terjun Madakaripura, Air Terjun Abadi Dari Kaki Bukit Pegunungan Tengger

Jumat, 28 Juni 2013

Pesona dan keindahan Air Terjun Madakaripura tidak kalah dengan keindahan Gunung Bromo maupun kemegahan puncak paling tinggi di jawa, yaitu Gunung Semeru, tentunya telah tidak asing lagi untuk anda. Bukan sekedar di puncak gunung, keindahan alam juga dapat anda saksikan di kaki gunung tersebut. 

Apabila berkesempatan berwisata ke Gunung Bromo, janganlah lupa singgah ke air terjun Madakaripura.  Air terjun ini ada didalam lokasi Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru yang menawarkan keindahan panorama yang  menakjubkan. Lokasi air terjun Madakaripura tidak terlampau jauh dari lokasi obyek wisata Gunung Bromo, yaitu di desa sapih, kec lumbang Kapupaten Probolinggo. jaraknya sekira 3 jam dari Surabaya dengan berkendara .

Air terjun Madakaripura sebagai area meditasi paling akhir patih gajah mada dari kerajaan majapahit yang populer dengan sumpah palapanya, Air terjun yang menjulang tinggi ini dijuluki air terjun abadi dikarenakan sejak jaman dahulu  selalu mencurahkan tirai air halus seperti hujan.
lokasi air terjun menawan ini tersembunyi di ujung lembah yang didalam di kaki bukit pegunungan Tengger. Anda butuh jalan sekira 20 menit menyeberangi sungai serta jalur berbatu untuk mencapai lokasi air terjun.

walau cukup jauh, suguhan panorama yang hijau indah di kanan kiri jalur menuju  air terjun adalah hiburan tersendiri yang bisa melenyapkan rasa capek. Patung Besar Patih Majapahit, Gajah Mada didalam posisi duduk meditasi seakan menyapa tiap-tiap pengunjung sebelum meneruskan perjalanan lebih jauh ke pusat lokasi air terjun. 


Jalur yang dapat anda lewati untuk menuju air terjun ini  berakhir di sesuatu lembah berupa layaknya tabung di mana terdapat air terjun berketinggian 200 mtr. Terlihat gagah menjulang. Air terjun Madakaripura dijuluki sebagai air terjun paling tinggi di jawa serta air terjun paling tinggi ke-2 di Indonesia .
Dikelilingi oleh tembok berupa tebing batu yang tinggi, dan debit air terjun madakaripura yang jatuh memukau siapapun yang melihatnya. didalam area berketinggian 200 mtr. Pesona cahaya matahari yang menyoroti lumut hijau basah di dinding berbatu dibarengi nada gemuruh air yaitu sesuatu keindahan tontonan yang mustahil ditemukan di area lain.


Sebagai area yang penting dengan historis, sakral, serta situasi  dan kondisi alam yang memukau, Air terjun Madakaripura adalah salah satu obyek wisata utama di Jawa Timur selain berwisata ke Gunung Bromo

Benteng Vredeburg, Si Benteng Perdamaian

Benteng Vredeburg Yogyakarta berdiri terkait erat dengat lahirnya Kasultanan Yogyakarta. Perjanjian Giyanti 13 Februari 1755 yang berhasil menyelesaikan perseteruan antara Susuhunan Pakubuwono III dengan Pangeran Mangkubumi (Sri Sultan Hamengkubuwono I) adalah merupakan hasil politik Belanda yang selalu ingin ikut campur urusan dalam negeri Raja-raja Jawa pada waktu itu. Orang Belanda yang berperan penting dalam lahirnya Perjanjian Giyanti adalah Nicolaas Harting yang menjabat sebagai Gubernur dari Direktur Pantai Utara Jawa (Gouveurneur en Directuer van Java's noordkust) sejak bulan Maret 1754. Pada hakekatnya perjanjian tersebut adalah perwujudan dari usaha untuk membelah Kerajaan Mataram menjadi dua bagian, yaitu Kasuhunan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta. Selanjutnya Kasultanan Yogyakarta diperintah oleh Pangeran Mangkubumi yang kemudian bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono Senopati Ing Alogo Abdul Rachman Sayidin Panata Gama Khalifatullah I. Sedangkan Kasuhunan Surakarta diperintah oleh Paku Buwono III.

Langkah pertama yang diambil oleh Sri Sultan HB I adalah segera memerintahkan membangun kraton. Dengan titah tersebut segera dibuka hutan beringin dimana ditempat tersebut sudah terdapat dusun Pacetokan. Sri Sultan HB I mengumumkan bahwa wilayah yang menjadi daerah kekuasaannya tersebut diberi nama Ngayogyakarta Hadiningrat dengan ibukota Ngayogyakarta.
Selain sebagai Panglima Perang yang tangguh Sri Sultan HB I adalah juga seorang ahli bangunan yang hebat. Kraton Kasultanan Yogyakarta pertama dibangun pada tanggal 9 Oktober 1755 dan pada hari Kamis Pahing 7 Oktober 1756 meski belum selesai secara sempurna Sultan dan keluarganya berkenan untuk menempatinya.
Setelah Kraton mulai ditempati kemudian beridiri pula bangunan-bangunan pendukung lainnya, misalnya bangunan kediaman Sultan dan kerabat dekatnya dinamakan Prabayeksa, selesai dibangun tahun 1756. Bangunan Sitihinggil dan Pagelaran yang selesai pada tahun 1757. Gapura penghubung Dana Pertapa dan Kemagangan selesai pada tahun 1761 dan 1762. Masjid Agung didirikan pada tahun 1771. Benteng besar yang mengelilingi kraton selesai pada tahun 1777. Dan akhirnya Bangsal Kencana selesai pada tahun 1792.

Melihat kemajuan yang sangat pesat akan pembangunan kraton yang didirikan Sri Sultan HB I menimbulkan rasa kekhawatiran pada pihak Belanda sehingga diajukanlah usul untuk membangun sebuah benteng disekitar wilayah kraton. Dalih yang digunakan adalah agar Belanda dapat menjaga keamanan kraton dan sekitarnya. Akan tetapi maksud sesungguhnya Belanda adalah untuk memudahkan melakukan kontrol perkembangan yang terjadi di kraton. Hal ini bisa dilihat dari letak benteng yang hanya satu jarak tembak meriam dari kraton dan lokasinya menghadap ke jalan utama menuju kraton merupakan indikasi utama bahwa fungsi benteng dapat dimanfaatkan sebagai benteng strategi, intimidasi, penyerangan dan blokade. Dapat dikatakan bahwa beridirinya benteng tersebut dimaksudkan untuk berjaga-jaga apabila sewaktu-waktu Sultan memalingkan muka memusuhi Belanda. Besarnya kekuatan dibalik kontrak politik yang dilahirkan dalam setiap perjanjian dengan pihak Belanda seakan-akan menjadi 'kekuatan' yang sulit dilawan oleh pemimpin pribumi pada masa kolonial Belanda termasuk Sri Sultan HB I, oleh karena itu usulan pembangunan benteng dikabulkan.
Sebelum dibangun benteng pada lokasinya yang sekarang, pada tahun 1760, atas permintaan Belanda, Sri Sultan HB I telah membangun sebuah benteng yang sangat sederhana berbentuk bujur sangkar. Keempat sudutnya dibuat tempat penjagaan yang disebut sebagai seleka atau bastion yang menyerupai bentuk kura-kura dengan keempat kakinya. Oleh Sultan keempat sudut tersebut diberi nama Jayawisesa (sudut barat laut), Jayapurusa (sudut timur laut), Jayaprakosaning (sudut barat daya) dan Jayaprayitna (sudut tenggara).

Menurut Nicolas Harting, benteng tersebut keadaannya masih sangat sederhana. Temboknya terbuat dari tanah yang diperkuat dengan tiang-tiang penyangga dari kayu pohon kelapa dan aren, sedangkan bangunan didalamnya terdiri atas bambu dan kaui dengan atap ilalang.
Ketika Nicolas Harting digantikan oleh W.H Ossenberch pada tahun 1765, diusulkan kepada Sultan agar benteng diperkuat menjadi bangunan yang lebih permanen agar lebih menjamin keamanan. Usul tersebut dikabulkan dan selanjutnya pembangunan benteng dikerjakan dibawah pengawasan seorang Belanda ahli ilmu bangunan yang bernama Ir. Frans Haak. Tahun 1767 pembangunan benteng dimulai. Konstruksi-nya menggunakan semen merah, gamping, pasir dan batu bata. Menurut rencana pembangunannya akan selesai pada tahun itu juga tetapi pada kenyataannya proses pembangunan berjalan sangat lambat dan baru selesai pada tahun 1787, hal ini karena pada masa tersebut Sultan juga sedang giat-giatnya melakukan pembangunan Kraton Yogyakarta sehingga bahan dan tenaga yang dijanjikan lebih banyak teralokasi untuk pembangunan kraton. Setelah selesai bangunan benteng yang telah disempurnakan tersebut diberi nama Benteng Rustenburg yang berarti 'Benteng Peristirahatan'.
Pada tahun 1867 di Yogyakarta terjadi gempa bumi yang dahsyat sehingga banyak merubuhkan bangunan-bangunan antara lain Gedung Residen, Tugu Pal Putih dan Benteng Rustenburg serta bangunan-bangunan lain. Seluruh bangunan-bangunan tersebut segera dibangun kembali. Untuk Benteng Rustenburg segera diadakan pembenahan di beberapa bagian bangunan yang rusak. Setelah selesai dibangun kembali, nama Benteng Rustenburg berganti menjadi 'Benteng Vredeburg' yang artinya 'Benteng Perdamaian'. Nama ini diambil sebagai manifestasi hubungan antara Kasultanan Yogyakarta dan Belanda yang tidak saling menyerang pada waktu itu.

Bentuk benteng tetap seperti awal dibangun, yaitu bujur sangkar. Pada keempat sudutnya dibangun ruang penjagaan yang disebut 'seleka' atau 'bastion'. Pintu gerbang benteng menghadap ke barat dengan dikelilingi oleh parit. Didalamnya terdapat bangunan-bangunan seperti rumah perwira, asrama prajurit, gudang logistik, gudang mesiu, rumah sakit prajurit dan rumah residen. Penghuni benteng sendiri pada waktu itu mencapai 500 orang prajurit termasuk petugas medis dan para medis.
Pada masa pemerintahan Belanda, benteng ini juga memiliki fungsi sebagai tempat perlindungan para residen yang sedang bertugas di Yogyakarta karena kantor residen letaknya berseberangan dengan letak Benteng Vredeburg.
Seiring dengan perkembangan politik di Indonesia maka status kepemilikan Benteng Vredeburg juga mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Pada awal berdirinya benteng ini adalah milik Kraton walaupun dalam penggunaannya dihibahkan kepada Belanda (VOC). Kebangkrutan VOC pada periode 1788-1799 menyebabkan penguasaan benteng diambil alih oleh Bataafsche Republic (Pemerintah Belanda) dibawah Gubernur Van Den Burg sampai ke pemerintahan Gubernur Daendels. Ketika Inggris berkuasa maka benteng dibawah penguasaan Gubernur Jenderal Raffles. Status benteng sempat kembali ke pemerintahan Belanda sampai menyerahnya Belanda kepada Jepang di bulan Maret 1942.

Pada tanggal 9 Agustus 1980 dengan persetujuan Sri Sultan HB IX Benteng Vredeburg dijadikan sebagai Pusat Informasi dan Pengembangan Budaya Nusantara dan pada tanggal 16 April 1985 dilakukan pemugaran untuk dijadikan Museum Perjuangan. Museum ini dibuka untuk umum pada tahun 1987. Tanggal 23 November 1992 Benteng Vredeburg resmi menjadi 'Museum Perjuangan Nasional' dengan nama 'Museum Benteng Vredeburg'
Karena telah difungsikan sebagai museum modern, Benteng Vredeburg memiliki koleksi lengkap meliputi koleksi bangunan, koleksi realia, koleksi foto termasuk miniatur dan replika serta koleksi lukisan. Selain itu terdapat pula 4 ruang pameran minirama sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Dengan penuturan pemandu yang jelas dan tidak membosankan niscaya keinginan anda untuk disegarkan kembali tentang perjuangan bangsa dalam merebut kemerdekaan akan terpenuhi tanpa merasa digurui.

Pantai Lovina, Rumah Para Lumba-Lumba

Kamis, 27 Juni 2013

Pantai Lovina termasuk obyek wisata di pesisir Bali Utara. Tepatnya 10 km ke arah barat Kota Singaraja. Lokasinya di Desa Kalibukbuk, Kabupaten Buleleng, Bali. Oleh sebab itu lebih dikenal dengan obyek wisata Kalibukbuk.

Pantai Lovina yang berpasir hitam masih sangat alami, sehingga menarik dikunjungi wisatawan. Perjalanan ke tengah laut diperairan Lovina sangat menarik dikunjungi. Anda dapat menjumpai lumba-lumba sekitar 1 km dari bibir pantai. Laut Lovina yang relatif tenang sehingga bisa berwisata dengan menggunakan perahu nelayan.
Kawasan Lovina sangat terkenal dengan pertunjukan lumba-lumba liar di tengah laut. Di pantai ini terdapat ratusan lumba-lumba. Untuk dapat melihat lumba-lumba beraksi, anda harus berangkat ke tengah laut sebelum matahari terbit. Lumba–lumba akan bermunculan antara jam 6 hingga jam 8 pagi. Ada yang melompat-lompat ke permukaan, dan ada juga yang sekedar berenang. Sangat menarik aksi binatang laut berwarna hitam yang satu ini.

Wisatawan yang berkunjung dapat menyewa perahu yang khusus disediakan untuk wisata ini. Sambil menuju ke tengah laut untuk menyaksikan pertunjukan lumba-lumba anda juga dapat menyaksikan perairan laut Lovina yang indah dan alami. Anda dapat menikmati obyek wisata ini selama 3 jam. Nelayan akan mengantar anda ke tempat dimana lumba-lumba sering bermunculan.

Selain dapat menyaksikan pertunjukan lumba-lumba, di Pantai Lovina juga terdapat wisata menyelam. Ada beraneka ragam ikan hias di taman laut ini. Taman laut lovina juga tidak kalah dengan taman laut lainnya yang ada di Bali.

Di kawasan Lovina banyak terdapat penginapan dengan harga yang bervariasi. Mulai dari penginapan sederhana hingga penginapan mewah. Ada juga penginapan yang menyediakan atraksi lumba-lumba yang sudah terlatih dan kebun binatang kecil di dalam penginapan.

Untuk menuju Lovina dari Denpasar anda dapat melewati obyek wisata hutan lindung Bedugul, Singaraja lalu menuju Lovina. Rute lainnya dapat  melewati Bedugul, Seririt dan Lovina. Perjalanan melalui kedua rute tersebut dapat ditempuh dalam waktu 2 jam. Namun jalannya agak berkelak-kelok dan naik turun. Bisa juga ditempuh lewat jalur Gilimanuk lalu ke Lovina. Jalannya relatif lurus dan nyaman meski ditempuh dalam waktu yang lebih panjang yaitu sekitar 4 jam

Pulau Pramuka, Keindahan Tersembunyi Di Utara Jakarta

Selasa, 25 Juni 2013

Pulau Pramuka ada di bagian tengah gugusan Kepulauan seribu.  Pulau ini menjadi salah satu tujuan wisata favorit di Kepulauan Seribu, selain Pulau Untung Jawa, Pulau Puteri dan Pulau Bidadari. Berluas sekitar 9 hektarre, Pulau Pramuka di Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara,  DKI Jakarta ini dihuni oleh 1.004 jiwa. Sebagai pusat pemerintahan Kepulauan Seribu, Pulau Pramuka memiliki bermacam fasilitas yang lebih lengkap dibandingkan pulau-pulau di sekitarnya. Di pulau ini tersedia sekolah mulai tingkat SD sampai SMA, rumah sakit, kantor kelurahan, dan pusat pelestarian penyu sisik, dan lain lain.

Kondisi pulau dan laut yang masih sangat terjaga serta pemandangan laut yang indah niscaya menawarkan pengalaman tidak mudah terlupakan bagi wisatawan yang berkunjung ke sana. Tidak itu saja, keramahan penduduknya memberi kesan aman dan nyaman bagi  wisatawan.  Letaknya yang strategis membuat pulau ini menjadi lokasi homestay ideal untuk mengunjungi pulau-pulau lain di Kepulauan Seribu.


Anda bisa sampai di pulau ini dari Pelabuhan Muara angke atau Marina di Ancol.  Dari Muara Angke, Anda bisa menumpang kapal penumpang berukuran sedang yang hanya ada dua kali dalam sehari, pada pukul 7 pagi dan pukul 1 siang. Tarifnya sekitar 30 ribu rupiah sekali jalan. Pastikan anda datang  30 menit menjelang berangkat. Pada akhir pekan atau liburan, Anda harus berebut tempat dengan penumpang lain.

Di kapal ini, Anda tidak akan menemukan satu kursi pun selain kursi nakoda kapal di bagian depan. Anda harus lesehan. Waktu tempuh ke Pulau Pramuka sekitar 2,5 sampai 3 jam, tergantung kondisi kapal dan gelombang di Laut jawa.Untuk Anda yang berkocek tebal, tersedia speedboat dari Marina Ancol dengan tarif antara Rp150 ribu sampai Rp400 ribu per orang sekali jalan. Waktu tempuhnya sekitar 90 menit.

Warna air laut yang bening kehijauan akan menyadarkan Anda bahwa masih ada tempat tidak jauh dari Jakarta yang air lautnya masih jernih, tak seperti air laut di  pinggiran Jakarta yang coklat kehitaman karena memuat polutan. Banyak hal menarik yang bisa dilakukan di sini.  Snorkeling, diving, memancing, kayaking, atau menikmati sunset di dermaga.

Untuk snorkeling, Anda bisa memilih di sisi dermaga Pulau Pramuka atau mengikuti paket trip untuk snorkeling di lokasi yang Anda mau. Perairan sekitar Pulau Pramuka sangat bagus untuk snorkeling dan scuba diving. Selain jernih dan berarus bersahabat, kawasan ini juga kaya ekosistem bawah laut yang masih lestari.

Bagi wisatawan berhobi memancing, dermaga Pulau Pramuka di bagian depan pulau bisa untuk Anda, atau menyewa kapal nelayan untuk memancing pada spot-spot mancing yang banyak di huni ikan-ikan besar.

Untuk menyewa kapal mancing ini, Anda harus mengeluarkan Rp450 ribu rupiah per trip.  Jauh lebih murah dibandingkan lokasi–lokasi lain seperti Tanjung Pasir dan Tanjung Kait di Tangerang.

Anda juga bisa melihat budidaya ikan bandeng yang besarnya bisa segede paha orang dewasa.  Anda juga bisa melihat ikan hiu, bawal, snapper, kerapu macan, yang semuanya berukuran jumbo.
Tak berhenti di situ, petualangan Anda bisa lanjut dengan melihat Penyu Sisik. Penyu ini unik banget, karena sepertinya bersisik dan tentu saja langka.
Pulau Pramuka memang terkenal sebagai tempat penangkaran dan pelestarian penyu sisik.
Di sini penyu sisik dikembangbiakkan dan dirawat pada satu area. Pengunjung bisa bersentuhan langsung dengan bayi-bayi penyu di sini.

Setelah cukup umur baru penyu-penyu ini dilepas di habitat aslinya, di  laut. Penyu sisik termasuk hewan yang terancam punah. Pemerintah dan masyarakat Pulau Pramuka ini sangat mendukung upaya pelestarian satwa yang bisa hidup sampai puluhan tahun ini.Selain terkenal akan penangkaran penyu sisiknya, Pulau Pramuka juga memiliki keindahan alam  mempesona, khususnya pantai dan lautnya. Pasir pantainya yang bersih, air laut yang jernih, ragam terumbu karang dan spesies ikan hiasnya membuat Pulau Pramuka menjadi lokasi favorit para wisatawan.

Di Pulau Pramuka, ada banyak tempat yang bisa Anda sewa untuk tempat menginap. Harganya antara 350 – 500 ribu rupiah per malam.Jika beruntung masih kebagian tempat di Villa Delima, tepat di pinggir pantai bagian depan. Harga sewanya berkisar 350 ribu rupiah per malam. Atau bisa juga menyewa rumah-rumah yang disediakan penduduk untuk Anda sewa.

Untuk wisatawan yang mungkin punya waktu libur panjang, Anda bisa sekaligus mengunjungi pulau-pulau lain sekitar Pulau Pramuka, seperti Pulau Panggang yang menghadap Pulau Pramuka atau Pulau Air dan Pulau Semak Daun yang menawarkan pemandangan tak kalah eksotisnya.

Gugusan terumbu karang di sekitar pulau ini sangatlah indah.  Sudut ini cocok sekali untuk olahraga air seperti diving, snorkeling atau scuba diving.
Bila Anda ingin menikmati pemandangan bawah laut di pulau ini dengan snorkeling,  Anda bisa menyewa peralatannya di sini dengan harga 20 ribu - 40 ribu rupiah per 6 jam.
Namun bila Anda ingin menikmati keindahannya lebih dalam,  Anda bisa mencoba scuba diving dengan biaya sewa 350 - 450 ribu rupiah per trip.
Anda juga bisa mengelilingi pantai di pulau Pramuka dengan kayak yang bisa disewa Rp50 ribu per jam, atau memancing di spot-spot memancing yang banyak dihuni ikan-ikan besar.
Satu lagi yang membuat Anda betah di sini adalah keramahtamahan penduduknya. Mereka sering membantu, menyapa, dan tersenyum kepada wisatawan.

Pantai Pasir Panjang, Sang Ikon Kota Singkawang

Kota Singkawang dikenal sebagai Kota Amoy dan China Town-nya Indonesia, karena mayoritas penduduknya (sekitar 70%) merupakan etnis Tionghoa. Mengunjungi kota yang berbatasan langsung dengan Negara Bagian Serawak, Malaysia ini, tentu belum lengkap bila belum mengunjungi Pantai Pasir Panjang.

Pantai yang menjadi ikon pariwisata Kota Singkawang dan salah satu objek wisata andalan Provinsi Kalimantan Barat ini telah dikembangkan menjadi sebuah paket wisata terpadu bernama Taman Pasir Panjang Indah (TPPI). Dinamakan dengan Pantai Pasir Panjang karena pantainya membentang panjang melengkungi laut lepas.
Pengunjung dapat menikmati panorama laut biru berlatar kaki langit yang juga biru. Samar-samar di kejauhan membias hijau Pulau Lemukutan, Pulau Kabung, dan Pulau Randayan yang dipagari perairan Laut Natuna. Hamparan pasir pantainya yang luas dan bersih menjadikan kawasan ini nyaman digunakan untuk berjemur atau melakukan aktivitas olahraga, seperti voli pantai dan sepakbola pantai.

Air lautnya yang jernih dan bersih sangat mendukung aktivitas pengunjung yang ingin berenang atau menyelam. Selain itu, ombaknya relatif besar dan menjadi rumah bagi banyak ikan, sehingga tepat sekali digunakan sebagai arena berselancar dan area memancing.

Suasana kawasan ini kian eksklusif menjelang detik-detik terbenamnya matahari (sunset) di balik pulau-pulau yang terdapat di sekitar kawasan pantai ini. Pengunjung dapat menikmatinya dari pinggir pantai atau dari pondok-pondok wisata yang banyak terdapat di kawasan tersebut.

Bila bosan di pantai, pengunjung dapat melihat-lihat kehidupan masyarakat kampung nelayan yang tidak terlalu jauh dari lokasi pantai, atau bersantai di shelter-shelter yang terdapat di Semenanjung Cinta.

Pantai Pasir Panjang terletak di Kecamatan Tujuh Belas, Kota Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia.
 
Kota Singkawang berjarak sekitar 142 kilometer dari Kota Pontianak, ibu kota Provinsi Kalimantan Barat. Dari Bandara Supadio atau Terminal Bus Pontianak, pengunjung dapat naik taksi, travel, atau bus sampai Kota Singkawang. Dari pusat Kota Singkawang, Pantai Pasir Panjang berjarak sekitar 17 kilometer lagi. Pengunjung dapat mengaksesnya dengan menggunakan taksi, bus, atau minibus.

Di kawasan Pantai Pasir Panjang terdapat pusat informasi pariwisata, diskotik, persewaan speed boat, sepeda air, darmoling, gokart, shelter-shelter, pondok wisata, dan toko suvenir. Pengunjung yang tidak terbiasa berenang di pantai dapat berenang di kolam renang yang tersedia, sedangkan yang tidak suka berenang atau pun berjemur dapat mengelilingi pantai dengan naik banana boat. Pengunjung yang membawa anak-anaknya tetap bisa bersenang-senang karena di kawasan ini tersedia arena bermain anak-anak.

Pengunjung tidak bakalan kesulitan mencari makanan karena di kawasan ini terdapat restoran, kafe, warung makan, dan pedagang asongan. Begitu juga yang ingin menginap, tidak perlu repot membawa tenda atau sleeping bag karena di kawasan ini tersedia wisma dan hotel dengan berbagai tipe.

Gili Nanggu, The Paradise Island In Lombok

Jumat, 21 Juni 2013

Setiap orang yang mengunjungi Lombok pasti akan ke Gili, dua Gili yang terkenal adalah Gili Trawangan dan Gili Meno. Bagi yang sudah bosan kekedua gili tersebut ternyata ada Gili lain yang masih sangat sepi dan termasuk privat. Tidak banyak aktivitas kecuali para wisatawan yang bermain di pantai. Ya Gili ini adalah Gili Nanggu, sebuah pulau kecil yang memberikan keindahan Pantai dan sekitarnya yang tidak kalah indahnya disbandingkan gili gili yang lain.
Pulau Lombok juga memiliki kemegahan alam bahari yang mempesona. Pantai Senggigi serta pulau-pulau mungil atau gili yang tersebar di sekitar pulau ini menyimpan pesona yang menakjubkan.

Selain di kawasan Gili Trawangan, Gili Meno, Gili Air yang reputasinya telah mendunia, di kawasan Lombok Barat juga terdapat gili lain yang bisa disinggahi, yaitu Gili Nanggu.
Gili Nanggu berada di Selat Lombok atau di pesisir barat Pulau Lombok. Secara administratif, pulau ini berada di wilayah Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat.


 Untuk mencapai Gili Nanggu cukup mudah. Dari Mataram, wisatawan bisa menuju Pelabuhan Lembar yang berjarak sekitar 27 km, dengan kendaraan, dan selanjutnya menggunakan perahu atau speedboat selama 35 hingga 45 menit. Atau, bisa melalui rute lain, yaitu lewat Tawun, di Sekotong, yang berjarak 47 km, dengan kendaraan dan kemudian menggunakan speedboat selama 15 menit. Sekotong juga dapat diakses langsung dari Bandara Internasional Lombok (BIL) dengan waktu tempuh antara 45 menit sampai satu jam saja. 
Layaknya di Gili Trawangan, di Gili Nanggu terdapat pantai cantik dengan hamparan pasirnya yang putih serta lautnya yang biru. Suasana alamnya yang hening, membuat pulau ini menjadi pilihan yang tepat bagi para pasangan yang ingin berbulan madu. Matahari tenggelam merupakan momen yang paling indah di pulau seluas 8 sekitar hektar ini.
Bagi mereka yang ingin berlama-lama ataupun ingin menyepi di Gili Nanggu tak perlu merasa khawatir. Sebab, di pulau ini telah tersedia fasilitas akomodasi modern. Selain memiliki pilihan akomodasi yang beragam, resor ini turut dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung, mulai dari wahana watersports, jogging trek, perlengkapan diving atau snorkeling yang bisa digunakan oleh segenap wisatawan.

Gili Nanggu adalah potret indah milik Lombok, sekaligus salah satu mahakarya dari Sang Pencipta yang ada di bumi Nusantara. Karenanya, semua anugerah ini patut dijaga kelestariannya agar senantiasa berguna dan dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
 
Support : Tekojari | One Piece Subtitle Indonesia
Copyright © 2013. PROUD BE INDONESIAN - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger